Cara Menjawab Pertanyaan Anak Soal Perceraian Tanpa Menyebabkan Ketakutan

Rizki Adis Abeba | 12 Maret 2019 | 01:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Ketika orang tua terus berselisih dan perceraian sudah di ujung tanduk, anak pasti menjadi pihak yang paling merasakan dampaknya secara langsung. Lantas bagaimana cara orang tua menjawab pertanyaan anak soal perceraian ketika anak bertanya, “Haruskah kalian bercerai? Mengapa kalian bercerai?” Jawaban apa yang harus diberikan agar anak tidak merasa ketakutan?

Bagaimanapun juga, seperti apa kondisi pernikahan Anda, itulah yang akan menjadi cetak biru yang tertanam dalam pikiran anak soal hubungan berumah tangga. Ketika anak menanyakan kepada orang tuanya tentang hubungan pernikahan, terutama jika mereka menyadari orang tuanya gagal dan harus bercerai, sebagai orang tua Anda harus mampu menemukan cara terbaik untuk mengekspresikan jawaban tanpa menimbulkan kecemasan, trauma, atau ketakutan pada anak di masa mendatang.

Namun tidak perlu merasa terlalu bersalah atau khawatir jika memang Anda tidak bisa menghindari perceraian. Dr. Wayne Fleisig, Ph.D., psikolog di Children’s of Alabama di rumah sakit Birmingham, AS, menyebutkan tetap bisa menyampaikan pesan positif pada anak adi tengah situasi sulit sekalipun.

“Ini kesempatan sempurna untuk menunjukkan kepada anak bahwa orang yang saling mencintai bisa saja saling tidak sepakat pada suatu hal sehingga memutuskan berpisah, namun mereka bisa tetap berpisah dengan cara yang baik, saling menghormati, dan mencintai,” urai Wayne Fleisig.

Dan yang harus digarisbawahi, “Pastikan bahwa perceraian ini terjadi bukan karena sesuatu yang diperbuat anak. Katakan bahwa Anda akan tetap mencintai anak dan selalu berusaha menjadi orang tua yang baik untuk mereka. Ini pasti akan sulit untuk semuanya, namun berjanjilah untuk terus berada di sisi anak dan membantu mereka dalam melewati masa-masa sulit itu,” lanjut Wayne Fleisig.

Bagaimana jika anak terlanjur menyaksikan pertengkaran antara orang tuanya? Ini juga kesempatan untuk menjelaskan kepada mereka apa yang sebenarnya terjadi. Jangan saling menyalahkan atau menunjuk siapa yang salah di depan anak, namun berikan pemahaman bahwa pertengkaran tersebut, meski bukan hal yang baik, merupakan cara Anda untuk menyelesaikan masalah.

“Ini bukan berarti kami tidak saling mencintai. Hanya saja kami saling tidak sepakat tentang banyak hal. Ketika itu terjadi, suara kami mungkin meninggi dan kami semakin emosional, dan terkadang ketika kami emosional itulah sebenarnya kami saling memperhatikan,” saran Myrna Shure, Ph.D., psikolog sekaligus penulis buku Thinking Parent, Thinking Child.

Dan jangan hanya berkata-kata, buktikan bahwa Anda dan mantan pasangan memegang janji untuk membuat anak tidak merasa kehilangan kedua orang tuanya atau membuat hidup mereka lebih sulit setelah perceraian terjadi.

(riz / ray)

Penulis : Rizki Adis Abeba
Editor: Rizki Adis Abeba
Berita Terkait